Judul Buku : Putri Langit
Penulis : Nigel Cawthorne
Halaman : 379
Penerbit : Serambi
Wu Chao masih berumur 13 tahun ketika dia terpilih menjadi selir Kaisar dan dibawa masuk ke harem milik Kaisar T'ang Tai Tsung. Dia hanya menjadi selir tingkat ke-5. Dia masuk ke sana atas rekomendasi sepupunya yang telah terlebih dahulu menjadi selir Kaisar.
Di antara para wanita milik Kaisar terdapat hirarki tersendiri. Yang tertinggi tentu saja seornag Permaisuri atau Maharani. Di bawahnya terdapat empat istri kerajaan tingkat satu, yang masing-masing mewakili Mulia, Murni, Berbudi Luhur dan Baik. Berikutnya ada sembilan istri kedua. Di tingkat keempat ada sembilan istri Cantik, dan di tingkat kelima ada sembilan istri Berbakat. Masih ada tiga tingkatan lagi di bawah tingkat kelima, yang masing-masing terdiri atas 27 istri.
Alasan memiliki istri yang banyak bukanlah untuk memuaskan hasrat Sang Kaisar, melainkan untuk meningkatkan kesehatan Kaisar. Ajaran yang dianut pada masa itu meyakini bahwa seorang Kaisar sebaiknya berhubungan seks dengan minimal 10 orang wanita dari kelas rendah dalam semalam. Tujuannya adalah untuk mereguk yin sebanyak-banyaknya dari para wanita itu, dan hanya mengeluarkan yang kepada wnaita di kelas tinggi, terutama untuk Permaisuri. Idealnya Kaisar (sang matahari) hanya perlu bertemu dengan Permasuri (sang bulan) sebulan sekali. Dengan demikian anak yang dilahirkan akan memiliki fisik yang sehat. Jika Kaisar hanya berhubungan dengan satu wanita saja, maka esensi penting wanita itu akan melemah. Untuk kepentingan kesehatan itu, maka seorang Kaisar dan istri-istrinya (termasuk para selir) perlu mengetahui panduan seni di kamar tidur.
Wu Chao jelas memanfaatkan pengetahuan itu sebaik-baiknya. Ketika Tai Tsung meninggal, semua selir harus mencukur habis rambutnya dan dikirim di biara. Ketika Kao Tsung terangkat menjadi Kaisar, Wu Chao kembali lagi ke istana kerajaan. Diduga jauh sebelumnya antara Wu Chao dan Kao Tsung sudah terjalin suatu hubungan. Permaisuri Wang (istri Kao-Tsung) ternyata mandul dan tidak bisa mempunyai anak. Karena persaingannya dengan Selir Hsiao, Permaisuri Wang memanggil kembali Wu Chao untuk masuk ke harem Kaisar. Wu Chao adalah seorang wanita yang cerdas. Dia memanfaatkan hubungannya dengan Kao Tsung dan kekurangan Permaisuri Wang untuk melancarkan jalannya menjadi seorang Permaisuri.
Wu Chao juga adalah seorang wanita yang sadis. Dia tidak segan membunuh putrinya sendiri untuk mencelakai Permaisuri Wang. Bahkan atas perintah Wu Chao, mantan permaisuri Wang dan Selir Hsiao dimutilasi agar tidak ada lagi saingan yang bisa menjatuhkannya. Wu Chao memang berhasil menjadi seorang Putri Langit. (Kaisar diberi gelar Putra Langit, namun karena Wu Chao seorang wanita, maka gelarnya adalah Putri Langit).
Sebenarnya kisah Wu Chao ini pernah juga diangkat dalam literatur lainnya, mengingat peristiwa seorang wanita menjadi Kaisar bukanlah hal yang lumrah. Saya sendiri pernag membaca serial Empress Orchid karya Anchee Min, dimana di situ Wu Chao dikenal dengan nama Putri Yehonala. Atau mungkin ada yang pernah membaca kisah Xi-Ci dalam Imperial Woman karya Pearl S. Buck? Itu juga adalah kisah Wu Chao. Bedanya karya Anchee Min dan Pearl S. Buck adalah sebuah fiksi, sementara tulisan Nigel Cawthorne ini adalah non fiksi.
Karena non fiksi, saya tidak menjumpai ada satupun dialog dalam buku ini. Tapi karena buku ini berisi sejarah yang penuh intrik, kekuasaan dan (panduan) seks di dalam Kekaisaran China, buku ini menjadi menarik untuk dibaca. Meski demikian saya perlu memberikan peringatan bahwa ada banyak sekali konten dewasa di dalam buku ini, khususnya di beberapa bab awal. Buat kamu yang sudah menikah dan ingin belajar soal Tongkat Giok dan Gerbang Permata boleh menyimak isi buku ini :)
Be First to Post Comment !
Post a Comment